Friday, December 30, 2005

Hebohnya outing I KLP2


(24-25 Desember 2005)

Sabtu pagi kita

Masih sedikit mengantuk waktu aku bangkit dari kasur menuju kamar mandi. Hmmm, hari Sabtu begini, alangkah nikmatnya kalau bisa bangun lebih lambat (dasar suka tidur!). Tapi apa boleh buat, aku udah dengan penuh semangat mendaftarkan diri ikut outingnya KLP2. Gak mungkin batalin, apalagi hanya karena ‘masih ingin tidur lagi’, gubrak! Masih mending janjian ngumpulnya ternyata jam 8. makasih ya Ana, udah nelponin semalam. Aku jadi lega. Tadinya aku kira harus ngumpul jam 7 (huhuhuhu, masuk kantor aja jam 8, masih boleh ngaret 5-10 menit, gak perlu ngebis lagi, hehehe).

Untung aja seperti biasa, air yang menyiram mengusir kantukku jauh-jauh. Aku jadi lebih bersemangat. Outing bo! Kumpul-kumpul ma teman-teman KLP, nge-game, en siapa tahu bisa jalan-jalan seputaran puncak, ngga cuma mendekam di villa aja. Ayo, ayo, do not be late.

Kukunci pintu kamar buru-buru, pakai sepatu, buka pintu kos. Wah, gerimis. Buka payung. Aku gak mau basah, gak mau pilek, walaupun jadi rada repot juga berpayung ria. Belum lagi waktu harus nyari dompet untuk membayar koran kompas yang kubeli didekat halte. Apalagi bis P20 udah datang sementara aku belum sempat menutup dompet, apalagi menutup payung, hiks.

Turun di terminal Senen, aku kembali berpayung sambil merasa heran, mengapa aku begitu bodoh tadi pagi memilih celana panjang putih untuk dikenakan hari ini, untuk kemudian tak berdaya membelanya dari percikan air hujan yang telah berubah coklat karena tanah. Huuf (narik napas lega), ada bajaj. Abang Bajaj, tolonglah bawa daku ke panti asuhan anak Muslim. Temanku MAW bilang letaknya di dekat bioskop Grand dan LP3I. Tidak jauh kan? Berapa ongkosnya? Segitu? Ok deh. Kita tidak akan terlambat kan? Kulirik arlojiku yang batrenya baru diganti kemarin jumat. Masih sepuluh menit lagi menjelang jam 8. Aku memuji diri sendiri atas prestasi ‘tidak akan telat’ ini. Prestasi yang agak jarang bisa kucapai kalau janjian, apalagi janjian di pagi hari. Weleh weleh.

Kurogoh-rogoh ranselku mencari HP yang menjerit-jerit. Wah, semoga bukan dari teman KLP yang mencariku karena aku telat. Ini belum jam 8 kan? Huuuf, ternyata dari Ila, memintaku datang kerumahnya karena nanti malam mo acara aqiqah anaknya. Yaaaaah, maafkan daku Ila, aku udah di Senen, mo ke Puncak. Bukan rezekiku bisa ikutan makan kambing sambil mengagumi wajah cantik putrimu nanti malam.

Nah, kayaknya itu deh, pantinya. Eh, ada Novian sama Iche di pagar. Gak salah lagi kalo begitu. Dan ternyata, aku orang ketiga yang datang, diluar MAW yang emang tinggal disini. Waaaah, padahal aku udah relain gak sarapan dulu tadi, demi jam 8 teng! (gaya abis ya, padahal kalo mau sarapan, bangun lebih pagi dooong). Tapi akhirnya aku nyempetin sarapan juga, bareng-bareng Novian, Iche dan Look Man (alias Luqman). Tentunya sambil ngobrol ngalor kidul sampe berada pada posisi yang ditungguin teman-teman hingga harus ditelponin agar segera balik ke Panti, hehehe.

Berangkat deh. Konvoi 3 mobil, Kijang-nya Nanank yang sepupunya Anank (begitu akrabnyakah kalian sehingga nama panggilan pun di-set nyaris sama?), Karimun-nya Bank Al dan Timor-nya MAW (terserah milik siapa, yang penting, ini mobil baru, gress, baru keluar dari gudang semalam, hehehe).

Jemput mbak Any dan segala perlengkapan masak memasak, makan memakan, tidur-tiduran (selimut dan kasur lipat) di Kelapa Gading. Tentunya pake acara mutar-mutar alias salah jalan untuk tidak mengatakan tersesat. Lalu ke rumah Ana dan mbak Dianing menjemput makanan (hehehe, jemput orangnya juga ding). Jadi merasa terharu dan berterima kasih sekali atas semua jerih payah mereka mempersiapkan segala yang harus dipersiapkan untuk acara outing ini, sementara dari awal sampe tadi malam aku gak mikir apa-apa, kecuali mengingatkan diri untuk jangan lupa bawa uang cukup untuk iuran dan keperluan pribadi. Makasih ya teman-teman....

Ok lah. Formasi udah lengkap. enambelas orang. Bank Al, Tetty, Novian, Luqman, Tyas, Mbak Any, Anank, Nanank, Milona, Yanti, MAW, Early, Ana, Dianing, Iche, dan aku:). Kami pun meluncur ke Puncak (seharusnya bukan meluncur ya, tapi mendaki). Perut udah kriuk-kriuk. Lho, tadi kan udah sarapan, pikirku bingung.Waaah, rupanya udah tiba waktunya untuk makan siang. Gak jauh lagi kan? Jemput mbak Ema dulu, temannya mbak Any yang udah berbaik hati mencarikan villa untuk kita. Alhamdulillah, akhirnya sampai juga. Dan sekali lagi, pake acara salah markir mobil di halaman villa orang. Bank Al sampai geleng geleng kepala, hehehe.

Masuk villa, maka dimulailah semuanya. Nurunin barang-barang dari mobil, Tyas ngomongin uang villa (kayaknya seeeh) sama mbak Any dan Mbak Ema, ambil foto sekali dua, pilih-pilih kamar yang cuma dua sambil mendiskusikan akses ke kamar mandi yang hanya satu di dalam villa, geser-geser kursi dan meja, bentang-bentang tikar, duduk-duduk lurusin kaki, sholat-sholat, makan-makan. Makaaaaan. Sekali lagi makasih banget untuk mbak Any dan keluarga mbak Dianing dan semua yang berpartisipasi menyiapkan makan siang ini.
habis makan, kantukku mencuri-curi kesempatan untuk hadir kembali. Untunglah panitia minta kita untuk berkumpul. Duduk melingkar di tikar, kita nge-bahas acara untuk hari ini dan besok, plus kondisi keuangan. Mau nge-game sama mbak Any atau mo ke Taman Safari? Taman Safariiiiii, nge-gamenya nanti malam yaaa. Kalau mau kesana, harus sekarang, kata Anank. Lagi diskon bea masuk nih, sampai jam lima sore nanti. Kan Taman Safari lagi ultah yang ke-20. Asyiiiiik.


Cantiknya Harimau Benggala
Anggunnya si Burung Merak
Jenjangnya leher sang Jerapah
Seksinya Badak bercula satu
Panasnya percintaan Tapir
Semuanya, di Taman safari Indonesia

Sekitar jam setengah empat, kami sampai di Taman Safari. Dan dimulailah semua kekaguman itu. Tak berhenti ber-waaah, wooow, subhanallah, aduh cantiknya dan semua komentar lainnya untuk para makhluk Allah yang luar biasa ini (apalagi penciptanya). Coba lihat gajah itu, betapa besar dan kokohnya. Aku berdebar membayangkan gajah-gajah sumatra tumpangan para raja Atjeh dahulu, juga mereka yang telah membantu membersihkan Atjeh dari sampah-sampah tsunami. Tapi kenapa telinganya sepertinya sobek ya? Ada yg bilang bahwa itu mungkin disengaja, sebagai penanda dari TSI. Begitukah? Kalo iya, kasihan sekali :(.

Hey hey lihat. Itu Tapir. Mo ngapain? Eeeh, kayaknya mau kawin tuh. Berhenti, berhenti. Perhatiin yuuuk. Yaaah, kok gak jadi? Ditolak ya, ama betinanya? Penonton kecewa nih. Jangan-jangan, mereka jadi ogah karena kita tongkrongin begini ya? Takut fotonya diambil dan disebarin di dunia maya dan tak maya? Tapi, lihat deh, yang jantan maju lagi. Waaah, tidak menyerah rupanya. pantang mundur. Siiip. Jadi begitulah teman-teman, kami mengamati mereka bercinta, dari .......(titik-titik) sampai ......(titik-titik). Untung saja mereka tidak seperti anjingnya dr. Doolitle yang memprotes tuannya masalah amat mengamati ini, hehehehe.

Ooooh, perjalanan baru saja dimulai, tapi sudah begini hebohnya. Masih ada lagikah yang lainnya? Eeh, itu onta. Tapi kok badannya agak kotor berlumpur begitu ya? Hmmm, mungkin karena udah menempuh perjalanan jauh dari tanah arab sana kali ya, kataku sok tahu. Eh, tapi yang lain pada bersih-bersih kok. Berarti yang tadi belum sempat atau malas mandi aja tuh. Wah wah wah. Kayaknya ini onta pada pintar-pintar. Tahu aja kalau ada orang-orang yang baik hati dan tidak sombong di dalam mobil-mobil yang akan menyuapi mereka dengan wortel-wortel yang bahkan bikin Tyas ngiler (Tyas, peace!).

Tapi begitu memasuki zona hewan buas, aku jadi sensi kalo ada yang buka jendela, hehehe. Padahal pengen juga dapat foto-fotonya (Look Man, trims jeprat jepretnya ya. MAW, trims udah menyetir dengan penuh kesabaran dan memperhatikan keinginan penumpang. Mbak Dianing dan Tyas, seneng banget dengan kehebohan kita bertiga di kursi belakang). Addduh, aku langsung jatuh cinta melihat cantiknya harimau Benggala. Loreng-loreng orangenya sungguh mempesona. Andai kamu tidak galak, Har, aku mau deh, foto bareng kamu, hehehe.

Itu macan tutul ya? Rajin banget ya, ngecat tubuhnya jadi totol-totol gitu. Kayak si Zebra yang pesolek, ngecat tubuhnya hitam putih gitu. Kalah deh kita-kita yang cuma mewarnai rambut doang. Hehehe, ada burung hantu yang gaya abis. Bertengger di depan sarangnya sambil mengamati kita dengan mata belo’nya yang sering bikin dia jadi mirip professor sehingga dianggap sebagai burung paling pintar. Padahal enggak kan? Ayo ngaku!

Dan satu lagi makhluk mengagumkan kami lewati. Merak yang begitu anggun dengan warna warni tubuhnya yang begitu memukau, dari kepala ampe ekor. Sayangnya gak ada yang lagi pacaran, jadi gak ada yang mengembangkan ekornya. Kuciwa deh daku. Dan itu jerapah. Cewek-cewek yang bangga ama leher jenjangnya terpaksa harus nyerah deh, ama yang satu ini.

Wooo, Bison. Gedhe banget. Ya ampuuun itu. Badak itu. Seksi banget. Lagi munggungi kita. Yakin deh, seksi! Kalau gak percaya, lihat aja fotonya yang sukses diambil Look Man. Wih wih wih, jangan marah ya. Fotomu tidak akan kami salah gunakan kok.

Orang utan, kambing gunung, cheetah, beruang, dan lain-lain, dan lain-lain, sungguh menyenangkan. Tapi kasihan banget liat elang yang kakinya diikat, kehilangan kemerdekaannya, hiks..hiks..hiks.

Udah jam setengah lima. Sholat yok! Abis sholat, giliran kita-kita yang difoto, biar gak ngiri sama makhluk-makhluk cantik tadi, hihihi. Gak lupa semua pada nonton lagi film tapir bercinta. Taman Safari lautan asmara, hihihi. Payah nih kita, film beginian nontonnya di depan masjid, lagi. Weleh weleh.

Masjid Taawwun

Puas gak puas, udah hampir jam enam sore. Kita semua sepakat untuk melanjutkan perjalanan ke Masjid Taawwun. Masjid di puncak. Mo sholat maghrib disana. Aku pikir itu masjid biasa (emangnya ada, masjid biasa?). tapi subhanallah, masjidnya cantik sekali. Arsiteknya siapa ya? eksteriornya bagus, interiornya bagus. Ada kolam ikan lagi, di dalamnya. Rasanya begitu natural. Uh, rame banget orang kesini ya. Padahal, dinnggiiiiin. Banyak banget warung-warung yang bikin perut tambah kenceng nyanyiin keroncong dan kerongkongan makin merindukan tetesan air hangat.

Abis sholat, yang minum kopi, ya minum kopi. Yang makan indomie, ya makan indomie. Nikmat banget, dingin – dingin begini. Dan tentu tak ketinggalan jagung bakar. Jagung bakar manis, jagung bakar pedas, jagung bakar manis pedas, sambil minum sekoteng. Ngobrol sana ngobrol sini, hahahahihihihi. Hm..., nikmatnya hidup ya Allah, alhamdulillah, segala puji bagi Engkau. Serasa tak ingin berhenti. Tapi hidup harus bergerak. Waktu tak membeku. Maka kami pun kembali ke mobil, meluncur kembali ke villa.

Untuk tidurr? Tentu tidak!


Malam minggu kita

Para ibu atau teman-teman yang keibuan atau yang sangat memperhatikan kesejahteraan teman-teman, segera beberes menyiapkan makan malam. Yang lain, copy mengcopy foto, dan kembali nonton artis yang lagi naik daun, pasangan Tapir! (sebesar apa ya daunnya?). Yang lain, langsung bikin lingkaran, main truf! Hehehe. Saking asyiknya, bahkan sampai lupa makan. Bahkan tak perduli pada keluarga bahagia dadakan yang lagi makan malam bersama di meja makan, ayahanda MAW, ibunda Dianing, ananda intan dan yanti. Tapi semua langsung bubar menyerbu keluarga bahagia ketika keluarga bahagia akan difoto. Mau ikut difoto juga. Wah wah wah, dasar!

Udah jam sebelas malam. Katanya mo nge-game? Psikolog kita, Mbak Any udah siap-siap aja untuk ngefasilitasi. Tapi dasar cah-cah ki susah dikumpulin. Harus ‘diobrak abrik’ dulu, hehehe. Apalagi Iche dan Anank masih asyik ngobrol ama jailangkungnya. Ahhh, akhirnya ngumpul juga. Mulai juga game-nya.

Pertama, kita dibagi jadi tiga kelompok, trus tiap kelompok dibagiin satu kertas HVS. Tugasnya : coba buat lubang di kertas ini yang nantinya bisa melewati tubuh seluruh anggota kelompok. Waaaah, bagaimana bisa? Kan ini cuma kertas HVS? Maka mulailah wajah-wajah berpikir atau pura-pura berpikir bermunculan. Tangan-tangan mulai bergerak mereka-reka dan menggunting kertas, hingga akhirnya, Novian cs keluar sebagai pemenang. Bagaimana pemecahannya? Rahasia ya, hehehe.

Sebagai pemenang, mereka boleh memilih kado duluan. Baru kemudian kelompoknya Bank Al, terakhir kami, kelompoknya MAW, hihihi. Tapi gpp kok, yang penting dapat hadiah, kata MAW. Emang iya! Aku seneng banget dapat mug, warna biru, lagi. Makasih ya teman, makasih, makasih. Ada yang dapat payung (ehem), pigura, cd case, obat nyamuk HIT, kalender, dan lain-lain. waaaah, pokoknya rame deh. Lihat aja fotonya nanti, yg pada pameran kado:).

Puas sudah.
Masih mau main?
Mauuuu.
Nah, agar kita bisa mengenal diri kita dan teman-teman kita, mbak Any membagikan quisioner yang harus kita isi dengan sejujurnya (oooh, betapa beruntungnya kita punya mbak Any. We love U, mbak). Pokoknya seru deh yang ini. Kita jadi tahu kenapa diantara kita ada yang rajin mikir ampe sedetil-detilnya, kenapa ada yang perasa alias sensitif banget, kenapa selalu ada teman yang ngambil inisiatif, ada yang emang bawaannya selalu kalem, damai, peace! Wah, pokoknya dijamin rugi deh, yang gak ikutan, hehehe.

Udah jam satu nih. Bubaaar. Ada yang makan (lagi?), ada yang sholat, ada yang langsung ambruk tidur, bahkan ada yang ngobrol ampe pagi ya? Eh, kayaknya ada permainan yang belum aku ceritaiin ya, apa ya? Lupa nih.


Game lagi

Ini pagi yang seru. Sangat seru dan seru. Mulai dari ngantri dan rebutan kamar mandi yang cuma satu-satunya, yang berenang di kolam depan villa, sarapan nasi goreng, menikmati buah alpukat, ngobrol hahahihi. Pokoknya gak nyesel deh daku bangun pagi (setengah tujuh masih pagikan? Hehehe).

Tapi yang paling seru adalah ketika kita nge-game lagi. Gamenya macam-macam deh. Yang paling seru adalah lomba pindah sarung. Apalagi ketika ada yang ehem-ehem, bersarung berdua hihihi. Apalagi ketika akhirnya kita dibagi jadi dua kelompok (dari yang tadinya lima kelompok). “Apa hukuman untuk kelompok yang kalah?” tanya mbak Any.
“Cuci piring!” sahut mbak Dianing.
“Ya, yang kalah cuci piring,” mbak Anik langsung nyambar.
Wah wah, aku yang gak kebagian kelompok jadi merasa beruntung gak ikutan, hahaha. Cuma motret aja. Tanpa resiko:). Lihat tuh, wajah-wajah mereka jadi tegang, hihihihi. iyalah, siapa yang mau tiba-tiba jadi pembantu? Hehehe. Yak. Mulai!

Sarung kelompok satu dimulai dari Uni Milona, dengan cepat langsung pindah ke bank Al disebelahnya, langsung pindah ke berikutnya ampe ke ujung. Kelompok kedua dimulai dari MAW, pindah ke tetty, trus ke ujung, dan pemenangnya adalah...: kelompok satu. Huahahaha, MAW langsung duduk menyembang-nyembah. Dan kurasa mbak Dianing menyesal mengajukan usul cuci piring, karena sekarang dia yang justru harus cuci piring, hahahaha. Sementara kelompok satu duduk-duduk tenang bagai tuan dan nyonya yang tiba-tiba dapat kiriman pembantu tujuh orang, Kecuali Uni Milona yang tetap aja berbaik hati membantu menyapukan villa. Tapi salut deh, liat kerja samanya teman-teman, baik ketika nge-game, maupun ketika bersatu padu menjalani kerja paksa cuci piring dan bersih-bersih, apalagi yang bersantai sebagai tuan dan nyonya:).

Apakah bubar? Beluuum. Masih ada lagi! Kali ini MAW meminta kita mengenalkan diri ke teman-teman dengan mengasosiasikan diri kita dengan hewan atau tumbuhan atau alat dapur tertentu. Gubrak! Alat dapur? Kok alat dapur seeeh. mana aku tahu? Tapi seru deh. Lucu aja, misalnya ketika Anank bilang paling suka ama kelinci. Ya ampuuun, kan bakalan disate tuh. “Tapi kan kelinci itu sensitif, seperti saya juga,” kata Anank bersikukuh.

Uni Yanti, suka ama gajah. Ingat Ganesha kan? Dewa kebijaksanaan, lambang ilmu pengetahuan, kan jadi lambang ITB juga tuh. Bagi Uni Yanti, hidup adalah proses pembelajaran yang tak akan pernah berhenti. Bener juga ya. Dan emang deh, kayaknya cocok tuh ama dirinya yang suka banget mikir serius dan menganalisa.

Nah, kalau mbak Dianing tuh, milih burung kutilang. Selalu menggembirakan, banyak yang sayang. Dan yang namanya burung, kemanapun pergi, akan selalu pulang ke sarangnya pada sore hari. Hidup gak neko-neko banget. tapi kalo kata Mbak Any, cocoknya tuh mbak Dianing ama cucakrowo, hihihi.

Kalau Uni Milona, jadi bingung mo milih hewan apa. Tapi katanya paling suka ama Doraemon. Sukaaa banget. Soalnya Doraemon punya kantong ajaib. Lho, berarti kami boleh minta apa saja dong, pada dirimu?

Kalau Ana, seneng milih pudel. Manja, gitu lho! Emang manja, kata kakaknya, mbak Dianing, hihihi, ketahuan deh:). Mau tahu Mbak Any? Kata Mbak Any, ibunya pernah bilang kalau dirinya seperti kijang, melesat kesana kemari. Wah, susah ditangkap dong mbak?

Tetty bilang, dia suka kuda, pas dengan shionya. Kuda itu liar, katanya (harap maklum kalo kita-kita langsung tertawa sambil menggoda). Tapi emang sih gak salah. Kuda itu kan melambangkan keanggunan dan sekaligus ketangguhan.

Bank Al, ngaku bingung. Soalnya dia gak pernah mikir untuk mengasosiasikan dirinya dengan apapun. Tapi karena harus, dia pilih bunga yang baru ditanamnya di taman rumahnya. Dia namakan bunga itu eight clock flower, soalnya baru ngembang setelah jam delapan. Sama seperti dirinya, yang baru bangun setelah jam delapan jam 8 (kalo libur), dan pasti berseri-seri:).

Early memilih kucing. Waaah, kucing kan suka dimanja, suka disayang dan dipeluk. "Emang iya," katanya. Sekali lagi harap teman-teman mengerti sendiri betapa hebohnya kita-kita pada waktu mendengar ini.

Beda dengan Early, Tyas milih singa. Singa dengan superioritasnya yang jelas, tegas, dan komit pada tujuan. Nah, kalo Look Man, sama dengan Tetty, milih kuda yang melambangkan keanggunan dan sekaligus kekokohan. Kompak banget Look, mentang-mentang se-KKn ama Tetty.. :)

Novian juga bingung kalo harus nyari hewan dan tumbuhan. Katanya, yang jelas dia sangat terkesan pada dioda. Yang elektro pasti tahu nih, apa itu dioda. Dioda itu bisa maju dan juga bisa mundur, tp kalo mundur berlebihan pasti rusak. Begitu pulalah dengan Novian. Berarti, pantang mundur dong Nov?

Terakhir, MAW, yang suka banget ama mawar, terutama yang berwarna kuning dan putih. Indah, harum, simbol ketulusan, kasih sayang, cinta. Begitupun, mawar mampu melindungi dirinya dengan batang berdurinya. Jadi... hati-hatilah dengan MAW, hihihi.

Oya, kalau aku ya, sesuai aja dengan id emailku, elang_timur. Ama elang yach! Dari dulu aku udah seneng banget ama hewan yang satu ini, lambang keberanian dan kemerdekaan, hehehe.


Gunung Mas

Selesai sudah. Akhirnya kita kali ini benar-benar beberes. Sholat dhuhur berjamaah. Angkut – angkut barang ke mobil dan kemudian bersenang-senang menuju kebun teh Gunung Mas. Hujan yang turun tidak mengurangi kegembiraan, walaupun kita tidak bisa turun dari mobil untuk berjalan-jalan dan berfoto diantara pucuk-pucuk teh. Tapi tidak masalah. Karena kita masih bisa putar-putar sampai si kijang merah membawa timor dan karimun putih ke jalan buntu, hihihi. Akhirnya kita stop dan nongkrong di kafe kebun Mas, menikmati pemandangan sambil minum teh hijau dan teh hitam, bersama pisang goreng hangat. Hmm, sekali lagi, ini kenikmatan hidup yang harus dan harus disyukuri. Belum lagi, canda dan tawa, teka teki lucu (still remember katak yang terinjak dan yang melompati sungai kan?).

Akhirnya, tiba waktunya pulang. Sudah jam 4 sore. Kita masih harus ke jakarta. Ayoo, pulang ke jakarta. Salam-salaman, peluk-pelukan, semoga habis ini kita semakin akrab dan dekat, bisa berbuat sesuatu yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, amin. Daaaaah.... makasih makasih Novian, Tyas, ana, mbak Dianing, mbak Anik, MAW, semuanya, semuanya. Thanks to you, love for you all :). See you in the next KLP outing!

Jakarta, 27 Des 05







Tuesday, December 20, 2005

sekerlip hati

Bukan terang mentari yang ku ingin, hanya sekerlip kunang di hati,
dan bersama waktu kan kukumpulkan seribu kunang lain,

temaniku raih cita diri.

jakarta, 20 Desember 2005